10.7.12

Scarf atau Paris Segi Empat?

Untuk teman-teman para pengguna hijab, mana yang kalian pilih, scarf* atau segiempat paris**? Semua sedang gandrung-gandrungnya menggunakan scarf dengan gaya lipat-lipit feminin, melihat mereka, cantik-cantik ya, scarf panjang dengan kain yang menjuntai, flowing, dengan warna-warna  manis*** membuat para pemakainya terlihat anggun, cantik dan tetap sesuai syar'i. Di sisi lain, kerudung segiempat paris memang praktis, cukup hanya dengan satu buah peniti, tutup, ceklek, jadi deh, tapi masa sih ga ganti gaya? :)

#ngumpulin scarf, peniti sambil buka tutorial**** 

 *scarf disini maksudnya stole (merujuk pada artikel sebelumnya) atau pasmina merujuk pada bahasa sehari-hari
**kerudung segiempat paris yang banyak dipakai oleh para hijaber sebelum demam -scarfing the world- melanda
***siapa yang tidak terlihat cantik dengan warna-warna pastel? ;)
****the author, heeee...

Perbedaan Scarf, Syal, Pasmina dan Stole?


Istilah dalam fashion memang kadang membingungkan. Di Indonesia, rasanya, scarf, syal, pasmina, itu semua merujuk ke benda yang sama, apakah betul begitu?

Pengertian kain scarf, stole dan syal adalah sehelai kain yang dipakai dileher, kepala atau pundak, dengan tujuan untuk memberi rasa hangat, fashion, atau alasan religius. Yang membedakannya terletak pada ukurannya
  • Scarf, ukurannya 30×150 cm.
  • Stole, ukurannya 70×200 cm
  • Syal, ukurannya 90×200 cm
Lalu bagaimana dengan Pasmina? Istilah ini merujuk pada tipe kain wol cashmere dan semua kain yang terbuat dari bahan tersebut. Pasmina berasal dari kata pashm (Persia) yang berarti wol. Di Indonesia segala jenis kain yang berbentuk persegi panjang disebut pasmina, mungkin terminologi ini awalnya dari merk yang tercantum pada kain-kain tersebut, orang Indonesia suka sekali menggunakan majas metonimia.
 
Saat kita sudah tahu istilah yang benar, belum tentu juga kita dapat menggunakannya, apakah teman-teman semua mau membeli pasmina (tuh, kan) ke Pasar Baru dengan menyebut nama stole ke pedagangnya?
 
Mungkin, artikel ini harus disebarkan ke para pedagang diluar sana.
 
HHJK.

16.6.12

Bilik dan Kurung Hayam









Two of the Batik Garutan patterns are kurung hayam and bilik. If you are Sundanese, you may know that Sundanese traditional humble house is made from bilik, which is a plaited bamboo.

As for “kurung hayam” or henhouse, it is bamboo specifically for keeping a chicken. This henhouse can only keep a few chickens. Sundanese are really keen on breeding chickens because of their eggs and meat. Furthermore, chicken can wake them up in the morning, organic alarm clocks!

Batik garutan craftsmen has been inspired by these bilik and kurung hayam that they see in their daily life; furthermore these patterns are still exist up to now. It’s so humble and traditional.

14.6.12

Batik Garutan


Batik Garutan is a culture's heritage that raised from the old generation and has developed long before the time of independence. Batik Garutan reached its popularity in between 1967 sd 1985, but then developments of the production has been decreased due to the rapid printing batik industries, lack of interest in the next generation, unavailability of materials and capital, and poor marketing strategies.

Batik fabric is not only commonly used for "Sinjang", but also clothes and more.
The Pattern of Batik Garutan forms a reflection of social and cultural life, philosophy of life, and customs of the Sundanese. Some embodiments of Batik Garutan can be described visually through the motif and color.

Based on the rationale behind the creation of
Batik Garutan, the patterns are presented as geometric shape characteristic variety of dressing. Other forms of Batik Garutan motifs are flora and fauna. The basic geometrical shape leads to a geometric line forming diagonal and "kawung" pattern or rhombus with a beige color combined with other bright colors as the most dominant colors.

Source: Kabupaten Garut